Wednesday, July 31, 2019

Perjalanan ke Labuan Bajo dan Pendakian ke puncak Pulau Padar

Masyaallah alhamdulilah. Akhirnya bisa tiba di tempat cantik ini. Ini puncak Pulau Padar, NTT (Nusa Tenggara Timur). Dulu hanya lihat di sosmed, sekarang alhamdulillah bisa berkunjung di sini. Memang sih pernah berpikir "suatu hari mau jalan-jalan ke NTT..sekaligus mengunjungi teman di sana", hanya sekadar 'suatu hari', belum terpikirkan dana atau kapannya. Tapi takdir Allah bekerja. Gak pernah terbayang akan ke NTT secepat ini dan dengan cara seperti yang telah kulalui.
Suasana pagi hari di puncak Pulau Padar :) <3

Tanggal 22 Juli malam seorang teman (teman rasa saudara) menghubungi via chat WA. Dia bilang -+ "Aku mau ke Labuan Bajo tanggal 24, lihat komodo, mau ikut?". Aku tertawa, ajakannya tiba-tiba, aku bilang gak punya dana lebih. Danaku masih bersemayam di rekening teman-teman (*uhuk). Jadi aku jujur saja saat itu bilang gak punya dana lebih untuk liburan jauh.


Aku tanya apa tujuan sebenarnya ke Labuan Bajo, dia menjelaskan semuanya dan kami menyebut itu sebagai "misi rahasia". Mendengar penjelasannya (tentu saja 'liburan lihat komodo' bukan agenda utama), tergerak untuk mengiyakan ajakannya ke Labuan Bajo, tapi kendalaku saat itu masih di dana. Ternyata temanku siap menanggung biaya transportasi PP ke Labuan Bajo, dan dapat tiket pesawat tanggal 25 Juli berangkat jam 5.30 pagi (diundur dari yang tadinya berangkat tanggal 24 malam). Meminta dana ke orangtua? Gak mau ah, apalagi saat itu mama dalam proses pemulihan dari sakit.


Sebelumnya aku menemani mama selama lebih dari seminggu di rumah, kadang keluar rumah hanya untuk kerja beberapa jam dan hadiri kajian. Melihat kondisi mama membaik, sepertinya aku bisa tinggalkan rumah beberapa hari, karena rencananya di Labuan Bajo hanya 4-5 hari. Aku menceritakan niat untuk ke Labuan Bajo pada keluarga. Dan mereka mengizinkan alhamdulillah.

Hanya doa yang selalu kurapalkan semoga perjalanan ke Labuan Bajo dan saat kembali ke Makassar senantiasa dalam perlindungan Allah dan semoga berkah segala perjuangan di balik misi ini. Selama di Labuan Bajo, aku mengecek kondisi mama, alhamdulillah bersyukur kondisi beliau membaik.


Btw, ada berita yang sempat viral. Katanya, wisata di NTT itu dirancang untuk orang berduit, jadi wisatawan miskin jangan liburan ke NTT. Alamak😂 sadis. Padahal, manusia bisa kemana-mana itu gak melulu soal dia punya duit atau mesti kaya raya. Tapi soal rejeki yang Allah memang mau beri, dan itu bisa dengan banyak jalan yang Dia kehendaki.


Jalur rejeki orang macam-macam. Allah itu Maha Hebat. Skenario-Nya unik dan sering membuatku takjub. Masyaallah😊. Kun fayakun. Allah yg mengatakan "jadi" maka Jadilah.


Foto ini salah satu bukti aku gak punya banyak uang saat awal berangkat ke NTT tapi malah bisa sampai ke NTT (Labuan Bajo dan sekitarnya). Karena Allah yang udah rejekikan 'harus ke sana' maka aku ada di sana, laksanakan “tugas” (yang gak bisa aku jelaskan terlalu gamblang di sosial media)😊. Tiket pesawat dll ditanggung sama orang lain. Memang awalnya gak kepikiran liburan. Tapi sampai sana, setelah tugas selesai, 2 hari sebelum pulang saldo rekening malah nambah dari banyak arah. Alhamdulillah. Jadi pengen coba ikut tour sailing.


Paket liburan (tour sailing) tadinya bertarif jutaan, kutahan dulu, aku lanjut shalat dan di situ mohon pada Allah dimudahkan agar bisa ikut tour sailing dengan harga murah, mumpung udah menginjakkan kaki di Labuan Bajo. Akhirnya doa-doa itu berbuah manis. Aku dan temanku bisa ikut tour fasilitas jutaan hanya dengan bayar 600rb saja. Lumayan hemat😁. Alhamdulillah sempat sailing 2 hari 1 malam ke pulau-pulau di sana, Pulau Komodo, Pulau Rinca, Pulau Kanawa, Pulau Padar, dll.


Ada saja jalan rejeki dari Allah yang gak disangka-sangka. Jadi sekali lagi..manusia bisa kemana-mana termasuk liburan jauh bukan melulu karena ia kaya, melainkan karena kehendak dan pertolongan Allah.


Ini salah satu spot favoritku, puncak Pulau Padar. Setelah menginap semalam di kapal, subuh harinya kami menepi ke Pulau padar, tepatnya ba’da shalat subuh. Tadinya perutku muaaaall banget pas bangun tidur karena ombak yang besar benar-benar membuat kapal oleng banget. Aku ingat ayah bule (turis dari Amrik) sampai menahan badan anaknya tetap di kasur biar gak terpental dari kasurnya. Pokoknya jam 4 dini hari itu kapal terombang-ambing banget, gaes!😱


Setelah berusaha berjalan untuk menuruni tangga (menuju kamar mandi di dekat dapur), aku sempat duduk di anak tangga dekat dapur karena pengen banget muntah😨 (sampai berwudhupun aku merasa gak sanggup huhu). Air juga kebetulan gak ngalir. Gak nyaman banget, mana belum sempat cuci muka waktu itu. Tapi karena mual jadinya mau duduk aja dulu.

Gak lama aku paksain ke kamar mandi, buat gosok gigi, cuci muka, dan buang air kecil (masih ada air untuk itu, asal jangan mandi aja~ bagi airnya ke penumpang lain sampai tangki airnya diisi kembali di pagi hari..hehe). Lalu memilih untuk berwudhu di wastafel dapur. Setelah itu balik ke atas untuk shalat subuh.


Setelah semua penumpang kapal bangun dan siap, kami turun ke dermaga. Warna langit masih gelap, tapi masyaallah bintang-bintangnya jelas dan terang banget. Berkali-kali kami menunjuk langit dan memuji keindahannya🌌. Sayang banget kamera hpku dan hp kak isma gak benar-benar bisa nangkap pemandangan bintang-bintang di malam itu. Aku juga malah gak kepikiran pakai kamera DSLR buat motret langit, padahal kamera itu aku bawa nanjak! ckck. Jadi kami cuma mandang dengan mata kepala sendiri aja..masyaallah indah pokoknya. langit penuuuuh dengan bintang. Kami berjalan dengan bantuan cahaya senter dan penerangan dari flashlight ponsel masing-masing. Terus berjalan sampai ke daratan. Dan lanjut berjalan sampai ke depan sebuah tangga berbahan kayu dan batu. Kata guide, ada sekitar lebih dari 800 anak tangga yang mesti kami naiki untuk bisa sampai ke puncak. Wow!😬 Hehe


FYI, seingatku gak ada biaya atau htm deh waktu mau mendaki ke puncak Pulau.


Naiklah kami. Awal-awal sih masih bisa ngobrol dan bercanda. Pas lama-lama, mulai ngos-ngosan hahaha. Semakin naik semakin terlihat pemandangan laut yang dihiasi kapal-kapal di sekitarnya (di area Pulau Padar). Cantik banget! Apalagi samar-samar sunrise mulai muncul dari arah timur, memberi efek jingga di antara langit berbintang.

ini pemandangan saat kami nanjak, tapi belum terlalu tinggi. Banyak kapal di laut ^^

Kapal di laut kecil banget kalau dilihat dari sini >,<

Di anak tangga ke 600-700 mungkin, warna jingganya mulai makin terang. Aku berharap banget bisa tiba di puncak sebelum sunrise benar-benar muncul. Jadi kami yang ngos-ngosan mesti semangat mendaki😂haha. Kami sempat berhenti untuk memotret momen siluet, sekaligus untuk istirahat. Pokoknya ya gaes, rasa capeknya itu gak bisa diungkapkan dengan kata-kata😫. Gak mungkin gak keringatan, gaes😅Haha.

kak Isma :)
Semakin tiba di atas kami melihat udah banyak pengunjung yang menanti sunrise. Langit makin jingga bercahaya (tapi belum muncul matahari yang bulat itu yaa). Saat berhasil tiba di puncak, ternyata udah ada beberapa grup turis lokal+international yang tiba lebih dulu, alhamdulillah gak ramai banget. Masih banyak spot lowong untuk berfoto. Hehe

Matahari mulai muncul <3 Masyaallah

Masyaallah tabarakallah. Keindahan alam di sekitar Pulau Padar gak bisa digambarkan, indah banget. Langit malam berbintang sedikit demi sedikit mulai berganti langit kebiruan dengan awan tipis yang berpadu warna jingga mentari, laut yang tadinya hitam juga berwarna abu dengan cahaya jingga karena pantulan cahaya matahari yang mulai menyinsing. Awan tipis terlihat begitu dekat dengan kami. Kapal-kapal yang bersandar di dermaga dan yang sedang berhenti di tengah laut sangat memanjakan mata dengan lampu-lampunya. Angin berhembus memberi kesejukan. Rasa letih tiba-tiba hilang, karena momen indah yang begitu kami nikmati😊. Kami sibuk berfoto bahkan sebelum sunrise benar-benar muncul, mencari spot sepi untuk mengambil foto dengan angle terbaik (*setidaknya gak bocor gitu lho).

SUNRISE :) <3

Dan tadaaaa!!!🌅 Sunrisepun muncul dari ujung cakrawala. Semakin lama semakin tinggi. Tentu saja semua orang fokus memandanginya. Ada yang memandangi dengan mata telanjang, ada yang mengabadikannya dengan kamera. Akhirnya menjelang jam 7 puncak pulau mulai terang.


Mengejar matahari <3 Masyaallah

Aku :)

Pemandangan di sekitar pulau pun semakin jelas terlihat. Tetap indah tetapi dengan nuansa yang berbeda, nuansa pagi hari. Langit biru begitu kompak dengan warna laut biru. Pulau Padar benar-benar unik dan cantik jika dilihat dari atas. Kalau kalian jeli, kalian bisa melihat ada 3 bibir pantai dari 1 pulau yang sama tetapi warna pasir di pantai itu berwarna putih, pink, dan hitam. Amazing!! Aku gak pakai filter apapun untuk foto ini. Warna cantik yang kalian lihat adalah warna asli suasana saat itu. Beda kamera hp, beda hasil pastinya. Aku cuma pakai hp Samsung dan Redmi waktu memotret ini. hehe. Jadi kalau pemandangan keren ini dipotret pakai kamera yang jauh lebih bagus, pastinya hasilnya akan jauh lebih mantap😍. Keren banget deh!! Masyaallah💖

suasana jam 6 ke jam 7 pagi <3

Pemandangan dari puncak Pulau Padar sekitar jam 7-8 pagi <3 Masyaallah

Kalau ada rejeki waktu dan dana, yuk ke Labuan Bajo! Sisihkan waktu untuk menjelajahi negeri indah kita.😊


Salam,

@emmakizora

Juli 31 2019


#pulaupadar #ntt #labuanbajo #sailing #emmakizora


No comments:

Post a Comment

say what you need to say & be kind :)