Saturday, January 08, 2011

LAMARANMU KUTOLAK!

Assalamu'alaikum..
Yuhuuu~ INILAH postingan pertama di tahun 2011! :P
Sebenarnya ada hal lain yang ingin kutulis sebagai pembuka postingan tahun 2011 di sini, hanya saja buku yang menumpuk dan film-film 'baru' membuatku urung menuliskannya. Dan ternyata beberapa hari yang lalu aku 'menemukan' kisah yang cukup sering membuatku terkekeh di setiap paraghrafnya. Temanku menyodorkan kisah ini untuk kubaca dilaptopnya. Kisah yang ditulis di note fesbuk milik temannya, berjudul "Lamaranmu Kutolak!". Entah ini kisah milik siapa, karena yang tercantum di bawah adalah "dari berbagai sumber". Sepertinya kisah ini udah lama ada, dan udah tersebar di banyak note fesbuk orang lain. Tapi, gak ada salahnya posting kembali di sini, sebagai 'pembelajaran'..hehee. Hm, awalnya kukira kisahnya sedih, ternyata kebalikan dari itu. Hahaa
Nah, tanpa membuang waktu lagi, yuk mariii kita baca sama2..:D

********
LAMARANMU KUTOLAK!

Mereka, lelaki dan perempuan yang begitu berkomitmen dengan agamanya. Melalui ta’aruf yang singkat dan hikmat, mereka memutuskan untuk melanjutkannya menuju khitbah.
Sang lelaki, sendiri, harus maju menghadapi lelaki lain: ayah sang perempuan.
Dan ini, tantangan yang sesungguhnya. Ia telah melewati deru pertempuran semasa aktivitasnya di kampus, tetapi pertempuran yang sekarang amatlah berbeda. Sang perempuan, tentu saja siap membantunya. Memuluskan langkah mereka menggenapkan agamanya. Maka, di suatu pagi, di sebuah rumah, di sebuah ruang tamu, seorang lelaki muda menghadapi seorang lelaki setengah baya, untuk ‘merebut’ sang perempuan muda, dari sisinya.

“Oh, jadi engkau yang akan melamar itu?” tanya sang setengah baya.

“Iya, Pak,” jawab sang muda.

“Engkau telah mengenalnya dalam-dalam? ” tanya sang setengah baya sambil menunjuk si perempuan.

“Ya Pak, sangat mengenalnya, ” jawab sang muda, mencoba meyakinkan.

“Lamaranmu kutolak. Berarti engkau telah memacarinya sebelumnya? Tidak bisa. Aku tidak bisa mengijinkan pernikahan yang diawali dengan model seperti itu!” balas sang setengah baya.