Shalat dzuhur baru saja usai. Jamaah masih banyak yang duduk di tempatnya masing-masing, kecuali bagian untuk bertawaf. Seketika jalanan itu sudah dipenuhsesaki orang-orang. Luar biasa kekuatan dan keinginan orang-orang untuk terus beribadah. Yang tua tak mau kalah dengan orang muda. Yang berkursi roda tak mau kalah dengan yang berjalan dengan kedua kakinya.
Duduk tepat di samping kananku seorang wanita berjubah dan berniqab hitam. Seorang gadis kecil berusia sekitar 3 tahun dengan wajah cantik khas timur tengah dan begitu menggemaskan dengan rambut coklat ikal sebahu yang memanggil "ummi" duduk pula tak jauh dariku. Gadis kecil ini senang bermain-main dengan alat makeup mainannya. "Siapa namamu, sayang?" tanyaku. Ia menatapku dengan senyuman bercampur heran. Mungkinkah ia tak mengerti bahasa inggris? batinku.
"Hafsah", jawab ibunya, wanita berniqab itu, mewakili Hafsah. Aku tersenyum pada mereka. Aku mengatakan Hafsah cantik dan mainannya bagus, lalu sesekali dengan tingkah malu-malu Hafsah mengajakku bermain dengan menyodorkan lipstik kecilnya. Ia disenangi oleh ibu-ibu di sekitar kami yang juga membawa anak kecil. Kulihat ada akhwat yang memberinya permen. Kuberikan juga permen yang kutemukan dari tasku. Ibunya berkata dengan bahasa Inggris yang jelas "syukran, sister. Sudah cukup baginya makan permen hari ini..", dengan mata yang menyipit ramah. Ummu Hafsah tersenyum dari balik niqabnya.