Jika
Allah telah dan mudah menghadirkan sahabat yang shalih untuk mendampingimu
mengarungi hidup, jangan lantas mudah melepas genggaman tanganmu darinya.
Sahabat yang shalih bukan malaikat. Ia manusia yang juga bisa salah dan khilaf
sama sepertimu, ia memiliki dosa dan aib yang ia sadari dan taubati dalam
sujud-sujud panjangnya. Ia pun bisa sedih, kecewa, marah, gundah, sama
sepertimu sebagai sesama manusia, akan tetapi ia tidak kenal lelah mengajakmu
pada kebaikan dan ketaatan. Ya, walau ia pun tak sempurna. Karena ia tak
sempurna, maka ia pun membutuhkan nasehat bahkan teguran darimu untuk kebaikan
dirinya.
Sahabat
yang shalih akan mengingatkanmu kepada Allah, dalam segi apapun, entah itu
lisannya, tulisannya, atau tindakannya. Ia mendoakan kebaikan-kebaikan untukmu.
Dan ia tidak ridha jika engkau jauh dari-Nya. Ia menginginkan kebaikan yang ada
pada dirinya, juga ada di dalam dirimu.
Kumpulan catatan kecil random; mulai dari curhat alay anak sekolah, review film dan buku, beberapa cerpen (yang udah di-archive), cerita nostalgia, tentang my daily life, sampai opini dan sesuatu agak serius yang kuharapkan bisa memberi hal baik dan positif bagi siapapun yang sempat membaca. :)
Friday, August 07, 2015
Thursday, August 06, 2015
Nasehat indah dari Dr. 'Aidh Al-Qarni :)
Kita tidak bisa mengubah yang telah terjadi. Juga tidak bisa menggariskan masa depan. Lalu mengapa membunuh diri kita dengan penyesalan, atas apa yang sudah tidak bisa kita ubah?
Hidup itu singkat sementara targetnya banyak. Maka tataplah awan dan jangan lihat ke tanah. Kalau merasa jalan sudah makin sempit, kembalilah kepada Allah yang Maha Mengetahui hal yang ghaib...Dan ucapkan alhamdulillah atas apa saja.
Subscribe to:
Posts (Atom)