Saturday, July 15, 2017

Doa untuk Surgaku :)

Aku tidak pernah malu berdoa walau orang-orang di sekitarku melihat dan mendengarnya, dan tidak pernah malu meminta didoakan walau kepada orang asing yang kutemui di jalan sekalipun.

Beberapa tahun lalu, mama sakit dan penyakit beliau tergolong parah (*semoga sakit itu tidak pernah terulang lagi). Berhari-hari mama hanya bisa berbaring, kadang beliau duduk kalau merasa kesakitan karena kelamaan berbaring. Tapi berdiri lama? Mama tidak begitu mampu. Berjalanpun begitu kesulitan, hingga harus dipapah. Setiap mama merintih, setiap itu juga aku mau menangis. Mama selalu berdzikir saat kesakitan, dan kalau mama lupa aku akan ingatkan. Saat itu aku jarang keluar rumah karena khawatir meninggalkan mama dalam waktu lama. Mama selalu ingin aku yang menjaganya. Tiap pagi menemani mama terapi, tiap malam menemani mama di sampingnya, mengurut, memijat, mengambilkan ini itu, apapun.

Perasaan anak pasti sama. Tidak usah ditanya bagaimana cemasnya anak saat orangtuanya sakit. Jangan ditanya sudah berapa banyak doa yang seorang anak layangkan untuk kesembuhan orangtuanya. Begitupun denganku. Setiap bertemu teman atau mengobrol dengan teman via sosmed, tak lupa kupinta satu hal "tolong doakan mamaku sembuh ya.." walau awalnya mereka tak tahu menahu. Apalagi yang jelas-jelas sudah bertanya dan perhatian, aku pinta doanya jangan sampai putus.

Ya Allah..belum banyak yang bisa kuberikan. Bahkan cita-cita untuk mengajak mama ke tanah suci dengan hasil jerih payahku pun belum terealisasi. Aku begitu ingin mama sembuh. Berumur panjang, dan kelak kami akan berumrah bersama. Atau setidaknya kubiayai umrah haji orangtuaku kalau memang rejekiku yang terdekat hanya untuk itu.

Ketika mama sakit, aku sering membuka facebook, mencari artikel kesehatan, mengecek postingan dokter dan menanyakan perihal penyakit mama saat itu. Kucek google untuk membaca artikel terkait penyakit tersebut dan kuklik grup orang-orang yang survive dari penyakit itu, untuk bergabung dan mencari informasi sebanyak-banyaknya dari mereka yang mengalami hal serupa. Berharap penuh pada Allah, mama bisa sembuh total. Karena kulihat di grup itu, banyak penderita yang harus operasi dan belum tentu sembuh total.

Suatu hari, kubuka facebook dan kulihat seorang teman sedang berada di tanah suci. Dia baru saja tiba. Aku lupa bagaimana cara kami berteman di akun facebook, siapa add siapa aku tak ingat lagi. Sekilas kulihat orangnya baik. Lalu kuberanikan diri mengirim pesan untuk pertama kali. Bismillah. Aku memohon didoakan kesembuhan untuk mamaku yang sedang sakit, sampai-sampai disarankan operasi. Kupinta waktu dan keikhlasan temanku untuk mendoakan orangtuaku, yang ia tidak kenali. Air mataku tertumpah kala mengetik semua permintaan itu. Karena benar-benar berharap teman tersebut serius menanggapi. Jangankan orangtuaku, aku pun mungkin tidak ia kenali benar sebelumnya. Tapi tidak ada pikiran lain selain meminta bantuan doa. Dan posisinya sedang berada di tanah suci. Tempat barokah, waktu mustajab. Bagiku itu kesempatan emas untuk memudahkan prosesnya kesembuhan mama. Dan temanku itu mengiyakan.

Sunday, July 09, 2017

Persembahan Terbaik

Dulu, saat duduk-duduk di teras masjid (tak masuk, hanya menemani teman melaksanakan shalat di masjid yang kami singgahi) kulihat ada bapak tukang becak yang memarkir becaknya di halaman masjid. Entah kenapa jadi ingin memperhatikan beliau. Penampilannya sederhana. Baju kaos yang basah dengan keringat dan celana kain di atas mata kaki. Umurnya mungkin kisaran 50an tahun. Beliau mengambil kantong plastik dari jok becak (tempat duduk penumpang), lalu bergegas ke tempat wudhu pria.
Kemudian beliau keluar dengan pakaian yang lebih rapi, baju koko putih dan celana kain yang kelihatan berbeda. Lengkap dengan peci putihnya. Wajah teduh beliau basah oleh wudhu. Beliau bergegas masuk ke masjid sebelum iqamah. Dan aku cuma bertopang dagu sembari tersenyum.