Assalamu'alaikum. Bismillah...
Cukup lama tak posting, lebih dari
seminggu, tapi lumayan singkatlah jarak waktunya..dibanding dulu pernah
posting sebulan sekali. hehee. Nah, kali ini aku mau cerita pengalaman
waktu jadi exchange student di Jepang. NOSTALGIA~ :D Topiknya: Kebersihan. Umum
ya? Iya benar, umum. Namun sayangnya sekalipun topiknya umum,
pelaksanaannya di negeri kita sendiri seperti sangat awam dan sulit
untuk direalisasikan. Kenapa ya? Why? Doushite?
menuju gedung Hanshin Koshien Stadium :) |
Hmm..tiba-tiba
aku membayangkan seorang ibu yang membeli permen di warung kecil di
pinggir jalan dan membuka bungkusnya untuk sang anak, lalu kemudian
membuang begitu saja bungkus permen tersebut di jalan atau di got yang
sudah penuh tumpukan sampah, tepat di depan anaknya. Yeah..Jadilah anak
itu meniru prilaku sang ibu. Menganggap hal tersebut sebagai hal yang
'biasa' dan wajar untuk dilakukan. Ironisnya.. -___-"
Yaah..tidak semua ibu mencontohkan hal demikian sih...
Padahal negara Indonesia sendiri mendapat gelar "negara dengan jumlah
penduduk muslim terbanyak di dunia". Dalam ajaran agama Islam masalah
menjaga kebersihan menjadi pokok utama yang perlu diketahui dan seyogyanya
diajarkan sejak dini pada setiap anak. Bersih diri, bersih lingkungan. Belum lagi tambahan pelajaran PPKN
yang membahas tentang pentingnya menjaga kebersihan. Akan tetapi,
kok...masih saja banyak got dan kanal-kanal yang menghitam seperti tinta
cumi? Entah apalah isi di dalam sana. Masih adakah binatang air yang
hidup di sana? Hehehe..masih, jentik nyamuk. :D
Begitu berbeda dengan kanal-kanal yang berada di Venice, yang airnya bisa dipercikkan dengan jari-jari saat kita menaiki gondola
(KITA?? :D *jadiin do'a ajalah* AAMIIN). Airnya begitu bersih. Kotanya
pun unik dan romantis. Pantas saja Venice sering dipakai sebagai lokasi
syuting atau dijadikan setting cerita-cerita novel. Sungai dan
kanal-kanalnya Indonesia kapan??? :D
Nah, di Jepang
pun seperti itu. Bukan sekadar melihat sisi kotanya yang dominan bersih,
tapi masyarakatnya pun mayoritas peduli dengan kebersihan. Aku pribadi,
jarang melihat yang kotor-kotor, ada sih, tapi jaaraaaangg..lagian
kotornya pun masih termasuk 'bersih'..ckckck. Hal yang mau kutunjukkan
di sini bukan sungainya, melainkan salah satu stadion pertandingan baseball
(familiar disebut "Koshien") di luar kota Kobe yang dulu pernah aku
kunjungi. Di Koshien aku dan teman-teman mahasiswa beserta partner dan
dosen kami menyaksikan pertandingan baseball yang salah satu timnya bernama Hanshin Tiger. Tim andalan, katanyaaa. Stadion itu besar dan luas. Calon penonton mengantri dengan tertib.
salah satu sisi gedung stadion... |
temanku dari Korea, tampak belakang.. :D |
Musium (tapi gak sempat masuk ke dalam..huhuu) |
tugu :) |
tiket kami. harga tiket masuknya sekitar hampir 200ribu rupiah lah.. |
Aku
tidak tahu istilah-istilah khusus yang ada di area itu, jadi pakai
bahasaku saja yaa..hehe. Di dalam sana begiiiituuuu banyak penonton yang
sudah duduk manis di bangku penonton. Masih ada juga yang sibuk mencari
tempat duduknya, tapi tetap terlihat tertib, tidak ada yang saling
dorong atau berdesak-desakan. Semuanya (yang tertangkap mataku) terlihat
sabar dan sopan. Aku dan teman-teman mendapat tempat duduk yang hmm
okelah menurut kami cukup strategis. Meski wajah para player di lapangan
tak bisa dilihat dengan jelas, kecuali nontonnya pakai teropong bintang
(lebaaayy..), tapi tetap aku syukuri moment itu, karena bisa mendapat
pengalaman nonton baseball langsung di Koshien Jepang!! Alhamdulillah.. :D
Setahuku, kalau di Indonesia, di dalam stadion seperti itu (entah untuk menonton pertandingan bola atau
apapun) keramaian penonton selalu berbanding lurus dengan keramaian
sampah-sampah yang berserakan saat stadion ditinggalkan. Tidak
munafiklah, kita bongkar fakta sedikit. Terkadang untuk shalat ied di
lapangan saja yang jelas-jelas adalah ritual ibadah menghadap kepada
Allah menyambut hari yang fitri, masih saja banyak jamaah shalat ied
yang membiarkan alas korannya berserakan ketika shalat ied usai. Jarang
dari jamaah yang mau memungutnya, mengambilnya kembali untuk dimasukkan
ke tempat sampah yang mungkin tersedia. Padahal apa susahnya sih?
Tinggal pungut doank bekas koran yang sudah kita pakai. Diremas-remas
atau dilipat rapi biar ukurannya jadi lebih kecil untuk dimasukkan ke
tempat sampah. Namun, tidak banyak yang melakukan itu. Padahal baru saja
kita shalat, membersihkan hati, seharusnya hati yang bersih akan
terusik melihat sesuatu yang kotor. Okelah kita tidak bisa
mengambil/memunguti semua bekas koran di seluruh penjuru lapangan atau
jalan, tapi minimal yang berserakan di bawah kaki kita, koran bekas
pakai milik kita, itu kan bisa!
A: "Tapi kan kalau kita
sibuk mungutin koran, tukang sampahnya jadi nggak kebagian kerjaan
donk? Jadi biarin aja berserakan.." (biasanya ada alibi kayak begini)
B:
"Tukang sampah?? Mereka itu Petugas kebersihan. Yang pantas disebut
'Tukang sampah' itu justru orang-orang yang gampang buang sampah
sembarangan..tidak pada tempatnya"
A: #Jleebb
Nah, kembali ke stadion...
Selama
pertandingan berlangsung, penonton di sekitarku (yang tentu saja
mayoritas masyarakat Jepang) terlihat sangat menikmati jalannya
pertandingan, tak terkecuali kami. Mereka bersorak-sorai, memberi
yel-yel penyemangat, menyebutkan "Ganbatte!! Ganbarouzeee!!"
macam yang bisa dijumpai dalam film-film Jepang. Mungkin di tribun bawah
ada gadis Japanese manis berseragam sailor yang bersorak sedikit lembut
"Senpaaaii...ganbatteeee...!!" Jiiaahhh..film banget dah! XD
Mereka
makan nasi kotak di bangku masing-masing. Ada juga yang membeli bir
atau minuman bersoda dari penjual berbaju pink (seperti seragam) yang
sibuk mondar mandir di jalan-jalan sepanjang tribun, menjajakan
jualannya. Mungkin kalau dibahasa Indonesiakan "Minuman dingin..minuman dingin.. Tersedia minuman dingin, Pak..Bu.. (menyebutkan merk-merknya) Mari mari beli.." hahaa. Kalau ada yang memanggil "mba..sini mba. Mau beli minumannya.."
maka mba-mba penjualnya langsung datang mendekat dengan senyum ceria,
ramah, dan penuh semangat. Hal yang membuatku cukup kagum adalah..saat
penjual dan pembeli berjarak begitu jauh, penjualnya di pinggir jalan
tribun dan pembelinya duduk di tengah-tengah tribun, transaksi tetap
bisa dilakukan dengan baik dan jujur. Pembeli berteriak dari jauh
meminta segelas bir, dan penjual segera menyemprotkan corong bir ke
dalam gelas (khusus bir, posisinya berada di tas bir yang disematkan di
belakang punggung, seperti ransel gitu..dan ada selangnya sebagai tempat
keluarnya bir), setelah itu bir diantarkan secara berantai oleh para
penonton yang duduk dijejeran yang sama dengan sang pembeli. Begitu
minumannya sudah sampai, uangpun diantarkan lagi secara berantai.
Uangnya bernilai besar jadi masih harus menyerahkan kembalian, dan
kembalian diberikan lagi secara berantai. Tak lupa penjualnya membungkuk
mengucapkan terima kasih dengan sopan dan ceria. Setelah itu ia kembali
menjajakan minumannya.
Kalau di Indonesia, kira-kira kembaliannya bisa utuh nggak ya pas tiba di tangan si pemilik uang? :P hahaa..Husnudzon sajalaaahh.. :)
menuju tribun...teman dari Cina dan dosen masuk kamera :D |
Kita duduknya di daerah sini :) |
masih siang menjelang sore.. berawan, jadi tidak kepanasan :) |
papan skor yg bisa menampilkan pertandingan jarak dekat juga :) |
sisi tribun lain... |
petugas bersih-bersih lapangan #halaah :D |
sisi tribun yang lain... |
menjelang sore.. |
akhirnya malam, dan pertandingan semakin seru :D |
*kangen T.T hehee |
ini souvenir yang dibeli Miho (partnernya juniorku), dan ternyata dihadiahkan ke aku..arigatou~ :) |
Pertandingan berlangsung sejak sore hingga menjelang malam. Aku sibuk foto-foto dan ngemil (ngemil roti juga minum minuman yang dibeli di Jidouhambaiki, minuman favorit : Milk Tea).
Bukan foto diri sendiri, itu benar ada, tapi jarang. Aku lebih sering
dan memang selalu memotret suasana, moment, lokasi-lokasi, gedung-gedung
dan benda-benda.Seperti yang bisa dilihat di blog ini. Bahkan yang
sempat kuupload di album fesbuk pun mayoritas foto gedung, dan
benda..hahaa ;)
Nah, akhir pertandingan menyatakan Hanshin Tiger
yang menang. Maka balon-balon berwarna kuning ditiup dan diluncurkan ke
udara. Setelah itu, aku kembali takjub dengan apa yang aku lihat. Para
penonton mengeluarkan kantong plastik dari tas masing-masing dan
memunguti sampah milik mereka atau tetangga bangku mereka. Owww...SO SWEET!! How cool they are!! Partner
kami pun melakukan hal yang sama. Tidak peduli kantong plastinya siapa,
jika kita memungut beberapa sampah langsung saja masukkan ke kantong
plastik yang dirasa masih bisa muat sampah. Bahkan pemuda Jepang yang
selama pertandingan duduk di depan bangku ku, membagikan kantong plastik
kosongnya dengan ramah. Membantu memungutkan sampah yang ada di
dekatku. Aiih..baik banget. Kalau sudah baik seperti, jadi terasa aura
tampannya.. *tampan ala Jepang* yah lumayan ternyata, mirip-mirip artis,
hidungnya mancung. Ooh..pantas si junior grasak-grusuk di sampingku
waktu itu. Sejak pertandingan berlangsung dia sudah kesemsem
duluan..ckckck :P
saat balon siap mengudara, sebagai yel kemenangan Hanshin Tiger :D |
BANZAAAAII!! ^^)// |
Meski kulihat mayoritas penonton
melakukan bersih-bersih tapi ternyata tribun tidak bersih secara total,
karena ada juga beberapa penonton yang cuek dengan sampahnya, atau
mungkin mereka tidak melihat sampah itu terselip di sela-sela kolong
bangku. Namun, tetap salutlah dengan kesadaran dan gotong royong mereka
membersihkan waktu itu...
Setelah mungut-mungut sampah, kami berjalan dengan tertib menuju
pintu keluar. Ooh..di lorong pintu keluar itulah aku melihat sampah yang
ditumpuk yang nantinya bisa diangkut oleh petugas kebersihan stadion.
Seperti itu kata partner yang aku tanya. :)
Sempat aku potret pula. "Sampah kok dipotret?" Ahh, biarlah orang berkata apa. Aku cuma mau menunjukkan bukti!! :P
dua orang pemuda Jepang yang sadar lingkungan :D |
lumayan bersihlah.. |
sampahnya dikumpulin di sini dan di beberapa titik lainnya :) |
Seandainya
para penonton/suporter bola di tanah air bisa meniru tindakan
masyarakat Jepang tersebut. Seandainya bagi setiap individu..mau
membiasakan diri menjaga kebersihan lingkungannya. Subhanallah..
Indonesia mungkin bisa segera menyamai Singapura atau Jepang dari segi
kebersihannya!! #khayal tingkat dewa :D *aamiin.. BUT WHEN?? Ya kalau
mayoritas mayarakatnya sudah sadar diri dan paham pentingnya sebuah
kebersihan.
Mungkin mulai dari kita dulu lah. Cara
terbaik untuk menumbuhkan kesadaran diri dan orang lain untuk menjaga
kebersihan lingkungan, bukan sekadar dengan kata-kata saja, tetapi
dengan tindakan nyata yang bisa terlihat dan jadi contoh. Misalnya jika
teman-teman kampus kita masih terlihat suka membuang sampah seenaknya,
tegur baik-baik. Kalau sikonnya tidak memungkinkan, ya tdak perlu
ceramah panjang lebar tentang kebersihan, tapi minimal beritahu mereka
"taruh di tas mu dulu, nanti dibuang kalau nemu tempat sampahnya..", dan
diri kita sendiripun melakukan hal yang sama. Kalau punya bungkus
permen, biskuit, atau roti (sekalipun kecil ukurannya) dan melihat ada
tempat sampah berjarak 5 meter, apa susahnya berjalan kaki sedikit untuk
membuang bungkusan itu ke tempat sampah? Minimal kalau ada yang
melihat, orang tersebut mudah-mudahan jadi mau mencontoh. Kalau malas
jalan, yaudah taruh di tas dulu. Buangnya nanti. Jangan juga biarin
tasnya penuh sampah..hehee :D
Apalagi bagi muslim dan muslimah. Contohin yang benar.
Apalagi bagi mahasiswa(i) Sastra Jepang, yang tentunya belajar budaya Jepang. Contohin yang benar woy! (_ _")
Kadang
temanku suka salah tingkah kalau mereka buang sampah seenaknya saat
mereka bersamaku. Salah tingkahnya karena tatapanku..yang begini (-_-) ditambah sedikit alis yang berkerut tanda tak suka.
Kadang sampahnya dipungut lagi sambil cengar cengir (ini biasanya yang
perempuan), kadang cuma garuk-garuk kepala doank bisanya (yang ini
laki-laki, tapi kadag juga dipungut lagi..hehe). Yah...jangan pernah
letih melakukan apa yang baik, sekalipun cuma satu dua orang yang mau
melakukannya, seperti berusaha membuang sampah pada tempatnya. Yakin
saja, dari satu dua orang itu, lama-lama orang lain di sekitar mereka
akan melakukan hal yang sama. Tidak instan sih, tapi berusaha saja
menumbuhkan kebiasaan baik yang bisa mengakar menjadi karakter dan
menularkannya pada orang banyak. Tidak ada kebiasaan baik yang sia-sia. :)
Kasih
tahu yang di atas itu, bukan berarti aku sudah sempurna menjalani.
Kadang ketika kitanya yang salah/khilaf, ada teman-teman lain yang
mengingatkan. So, mari sama-sama berproses ke arah yang lebih baik!!
Jaga kebersihan lingkungan yuuuk!! Orang Jepang bisa, masa' kita tidak?
Kalau di stadion di Indonesia orang-orang ninggalin sampahnya begitu
saja, biarkan diri kita menjadi berbeda dengan mengambil sampah yang
bisa kita jangkau untuk dibuang pada tempatnya. Begitupun saat shalat
ied di lapangan (outdoor). Yuk! Yuk! Yuk!!
MULAI DARI DIRI KITA... MULAI DARI SEKARANG... ^_^
Oke, sekian tulisan ini. Semoga bermanfaat. 'Met praktek! :)
Wassalamu'alaikum.
salam,
rahmah/emma
koshien........
ReplyDeleteKeren bgt y ^^d
ReplyDelete