Friday, October 09, 2015

Celotehna Anak Mudayya :D

Tips bede' untuk pria yang pas-pasan uang na.
Padahal toh, masalah uang (untuk menikah) dan biaya hidup dan gaya hidup saat berumah tangga masih bisa dibicarakan baik2 dulu. Ngapana menyerah nampa tena pa usaha apa-apa?! Nda siap pi kapang mentalmu untuk jadi "pria", masih "cowok" jaki'?
Itu gambar tips nda tahu dari siapa, tapi lucu pas kubaca.
nemu tips macam ini ;D
Itumi nabilang orang gang..biasanya ceramahnya ustadz begini e, "Nikahilah wanita yang kamu ridha pada kesukaan dan kebiasaan (gaya hidup) sang wanita itu. Kalau sendal dia brand terkenal dengan harga ratusan ribu sampai jutaan, maka berusahalah membahagiakannya dengan membelanjakannya barang serupa kelak setelah menikah.Kecuali wanita itu mau hidup berumah tangga lebih qanaah (mengikuti penghasilanmu yang tidak kamu paksa-paksakan hingga harus terjerumus dalam pekerjaan haram), itu lebih baik. Namun di sisi lain, kamu harus terus mentalqinkan ilmu agama kepada istrimu itu..hingga istrimu menjadi shalihah dan ridha dengan apapun yang kamu beri, menjadi hamba yang lebih bersyukur. Dan kamu pun tentu tidak akan menyia-nyiakan istri yang shalihah seperti itu bukan? Sebagai suami kamu pasti akan lebih cinta padanya dan akan membahagiakannya..".
Gammaraki iya. Tapi renungkanmi saja.. *sesama single, mari merenung*

Itumi kapang dibilang sekufu di'?
Apa tong kodong saya kutahu.. Saya toh perjalanan hidup ji kusimak dan kuambil hikmahnya. Perjalanan hidupnya orang2 itu banyak pelajaranna kawe bagi kita yang tidak mengalami. Jadi bukanki' mau sok bijak gang. Haha
Sering sekalima dengar, "Jodoh itu cerminan diri". Kalau kita bercermin, kan pantulan dirita' di dalam cermin sama dengan kita, tidak ada bedanya. Tapi....'cermin' di sini, tidak selalu soal wajah yang hampir serupa, atau senyum yang terlihat mirip. Tidak selalu tentang si tampan akan bersama si cantik. Tidak juga soal kedudukan sosial yang sama. Terkadang cermin yang dimaksud adalah kesamaan akhlak dan prinsip hidup. Walau yang 1 orang kaya raya, yang 1 orang dari keluarga sederhana tapi karena sama-sama ji paham ilmu agama, sama-samaji shalih shalihah, jadi sama tonji visi misinya dalam menjalani hidup.

Kadang kupikir.., wanita yang uang panaik na 100 juta, biasanya dijodohkan dengan pria yang mampu berikan 100 juta. Wanita yang menghafal (hafidzah) Al-qur'an, biasanya dijodohkan dengan pria yang juga sedang atau sudah menjadi hafidz Al-qur'an..masyaaAllah. (tapi deh..baper ta'. Untuk yang bagian kedua ini, mau tongki, tapi belum paki hafidzah..anjo mi nikana "aku mah apa atuh.." hikz. Memantaskan diri ki' iye..)

Dan...terkadang pun kata 'cerminan' itu dimaknai sebagai "kelebihanmu menutupi kekuranganku, dan kelebihanku menutupi kekuranganmu". Tidak selalu sama kedudukan sosialnya. Tidak harus sama dalam latar belakang keluarga. Tidak mesti sama jenjang pendidikannya. Tidak wajib sama karakter dan kebiasaannya (Kuulangi kapang ini kalimatku? Hehe). Karena setelah menikah...keduanya sama-sama berproses dan mengikuti satu sama lain. Kalau imam baik, istrinya semakin baik. Kalau imamnya belum baik, kadang ada istri ikut jadi tidak baik iya.., tapi kadang juga toh istri yang baik pasti berjuangki meluruskan akhlak sang suami. Nabilang, "Nda mentong, sayang. Pokoknya mauka' masuk surga kelak sama kita'..". Udende. Begitu mi kira-kira.

Itumi kenapa ada kulihat pengalamannya orang, istri dari keluarga kaya dan pergaulan yang dibilang orang 'sosialita', kaum jetzet, apamo anjo mae nikana...ternyata ditakdirkan bersuamikan seorang pria dari keluarga sederhana di sebuah desa, lulusan sekolah agama yang tidak pernah sekalipun nonton di bioskop, dan kegemarannya menghafal dan mengajarkan qur'an. Kayak tidak sekufuki toh? Tapi itulah kehendak Allah. Apa yang terjadi? Eeeh..istrinya tawwa, berjilbab besarmi, cantik mentongmi iya..jadi pakai cadarmi tawwa karena mau napersembahkan kecantikannya sama suaminya saja. Bergaulnya sama ibu-ibu pengajian yang hafal qur'an. Dan kekayaannya? Untuk dakwah semua. Untuk Allah semua. Allah takdirkan mereka bersatu, untuk saling melengkapi. Semua ada kurangnya pasti, tapi saling menutupi kekuranganki dengan kelebihan masing-masing.
Mauki' pasti tooooh? Bapermi sedeng. Pi ki' makan coto! *eh laper itu

Allah yang buat semua skenario hidup toh? Kita yang jalani, sambil menyimak dan ambil hikmahnya. Mau terlihat sekufu tidak sekufu, serasi tidak serasi, tapi kalau Allah yang menyatukan..itumi yang terbaik. Ka pasti Allah inginkan yang terbaik bagi keduanya. Biar saling tolong menolong. Misal yang satu kurang baik, pasangannya yang membaikkan, kayak gitumi kira-kira.

"Maa qadarallah khair" Semua ketetapan Allah itu baik. Kalau mau jaki' husnudzon iyaa. Manna mamo pernah ton jaki' menangis dan kecewa ton jaki', pada akhirnya Semua ketetapan Allah itu baik.
Sampai mana mi ini celotehku? Sudahmi deh sottanya. Cari mi sana jodohmu. Cariki dengan cara baik-baik. Kalau mudapatmi yang musuka..manna mamo shinchanki alisna..atau sukaki pi nonton..ataukah misalnya anak masjid2ki dia..malaski diajak nonton bioskop karena lebih nasuka copy downloadan film gratisna temanna, muterimami semua tentang dirinya dan dia juga begitu, baik tommi kodong, nasayang tommaki', deeh..apamo..segerakanmi menikah.

Cari yang sempurna kah? Nda bakal nudapatmi itu. Justru itumi orang punya kekurangan, supaya kita' yang tuntun dia, tutupi kurangnya, dan bantuki perbaiki diri supaya si dia jadi sempurna untuk kita begitupun sebaliknya. Ka siapa tong kita ini? Sempurna juga nda toh? Huhu. Berjuangki' untuk halal iye'. Janganki' goyah untuk beribadah. Semoga lancar dan sukses. Janji Allah pasti. Allah pasti bukakan pintu rejeki yang luas nanti kalau niat ta' menikah baik..aamiin. Weh.. Doakangi temanmu juga nah, supaya menyusulki bahagia. Jangki' sekke' bela..nanti susah ta'buka pintu rejekimu gang. *eh bercandaja'😁

No comments:

Post a Comment

say what you need to say & be kind :)