Wednesday, November 25, 2015

Menjadi Pembelajar Sampai Kapanpun :)

 
anak dari kakak-kakak di kelompok tarbiyah :)
Foto ini diambil di dua pekan yang berbeda, saat berada dalam halaqah. Gambar di atas diam-diam kupotret candid. Foto dua orang kakak yang sedang dimanjati punggungnya oleh anak-anak manis mereka di saat sang ibu tengah menyimak ilmu yang dibawakan ustadzah. Ingatkah kisah dimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sedang bersujud dalam shalatnya lalu seorang cucunya yang masih kecil naik ke punggung beliau bermain-main? Saat itu Rasulullah tidak langsung bangkit dari sujudnya agar sang cucu tidak jatuh dan bisa puas bermain. Begitu kan kisahnya? Silakan koreksi ya jika ada yang salah.
Nah, kakak yang di foto pun tetap melanjutkan menulis catatan (ilmu agama) walau anaknya sudah naik ke punggung.

Asyik ya bisa bawa anak ke pengajian. Baru-baru ini saja mereka diikutsertakan. Berbulan-bulan kemarin sih tidak, si anak dititipin sama suami mereka. Hehe. Dan sweetnya, ada anak yang sudah hafal banyak surah quran dan doa-doa. Iih..keren deh! Suasana beberapa pekan kemarin juga lebih meriah. Dan bagusnya, anak-anak di foto ini tidak rewel lho. Anteng saja di pojokan main bareng sesamanya. Meskipun kadang mereka mencari ibu, sekadar 'gangguin' sebentar, atau minta cemilan..hehe.
Aku senang setiap memasuki akhir pekan. Hari Sabtu pagi sampai siang bisa berkumpul dengan kakak dan bunda dalam majelis ilmu. Dulu di saat SMA, aku pernah ikut tarbiyah di bawah bimbingan kakak senior. Tapi masih suka absen saat itu. Masih metal. Haha. Di masa awal kuliah pun pernah ada tarbiyah untuk para maba tiap pekan di masjid dan musholah. Tapi karena alasan "duh kak sibuk berorganisasi nih" (halaah gaya~), akhirnya banyak absennya lagi. Gitu terus sampai lulus. Kadang datang, kadang tidak dengan seabrek alasan. Alhamdulillah saking sayangnya Allah padaku, aku dipertemukan lagi dengan kelompok tarbiyah baru.
Kalau dulu aku belajar agama dengan teman-teman sebaya (sesama anak SMA, dan sesama mahasiswa, sepantaran), kali ini teman halaqahnya lebih beragam, yakni dengan teman-teman yang masih KKN di kampus, kakak-kakak yang sudah berumah tangga dan memiliki 1 atau 2 orang anak yang juga mayoritas bekerja kantoran, juga ibu-ibu usia 40an tahun, bahkan ada juga yang seorang muallaf. Dengan latar belakang pendidikan yang berbeda, pekerjaan, status sosial, usia, yang semuanya beragam, aku pribadi jadi bisa mengambil banyak hikmah dan ibroh dari pengalaman hidup mereka. Dan dapat panggilan "hey anak gadis.."

Kakak-kakak dan bunda (*bunda panggilan untuk teman yang usianya sudah sangat senior😊 walau para kakak juga sudah jadi ummi sih😁) pernah bilang, beruntungnya aku dan beberapa teman yang seusiaku juga adik-adik, yang bisa belajar di usia muda dan masih punya banyak waktu tanpa memikirkan mengurusi kebutuhan suami dan anak juga pekerjaan di luar rumah. Tidak repot bagi waktu. Masih lancar menghafal ayat. Semangat belajarnya masih menggebu. Istilahnya masih ada aura anak sekolahnya.

Aku bersyukur, walau tetap merasa agak terlambat, karena bagiku konsisten belajar itu alangkah baiknya dimulai sejak kecil. Tapi aku katakan, betapa beruntungnya para ibu yang sudah diberi tanggung jawab mengurusi keluarga dan bekerja dengan berbagai profesi (rempong dari subuh hingga menjelang subuh kembali) tapi masih mau menyediakan waktu khusus untuk belajar (ilmu agama yang syar'i insyaAllah). Walau tidak punya kesempatan belajar di bangku sekolah dan kampus khusus agama, namun diberi jalan untuk bisa berkumpul dalam majelis ilmu seperti ini..sudah suatu kesyukuran.

Karena di luar sana, banyak orang yang berkata menginginkan kebaikan, tapi kakinya berat melangkah untuk memulai kebaikan tersebut. Padahal kalau kita mencari, pintu kebaikan itu dekat, tinggal didatangi. Misalnya keinginan belajar di majelis ilmu. Begitu banyak seminar, halaqah, pengajian, dan sejenisnya yang tersedia di sekitar kita. Tinggal memilah, menyediakan waktu untuk duduk belajar di sana.

Kegiatan mengaji, halaqah, tarbiyah, itu tidak semengerikan dan semembosankan yang diduga orang-orang. Belajar pun bisa dimana saja, di masjid, di rumah, di ruangan kantor, di mana saja selama itu baik. Dan ingatkah? Bahwa majelis ilmu akan selalu memberikan ketenangan. Sebab di saat kita menuntut ilmu, hadir begitu banyak malaikat yang menaungi kita dengan sayap-sayapnya. Mereka mendoakan kita dan mengaamiinkan doa-doa kita. Bukan hanya ilmu yang teraih, ketenangan batin pun terasa. Sebab Allah mencurahkan rasa tenang dan rahmat-Nya kepada kita.

Yuk belajar, shalihat!
Jangan mau kalah sama golongan orang yang beruntung karena mengenyam pendidikan agama di sekolah khusus agama. Dengan jalan-Nya, kita juga bisa beruntung.
Yang memiliki anak saja terus bersemangat belajar, agar menjadi paham dengan ajaran agama sendiri dan kelak bisa mendidik anak-anak mereka sendiri, lalu bagaimana dengan yang katanya masih muda dan belum diberi amanah sebuah keluarga? Apa tak ingin mempersiapkan diri dari sekarang?

Kata kakak-kakak, mengatur waktu di saat sudah menjadi ibu rumah tangga agak susah walaupun tentu tetap bisa diusahakan, maka saat masih single seharusnya bisa memanfaatkan waktu dan usia mudanya sebaik mungkin dengan bersemangat melakukan kebaikan, salah satunya dengan belajar. Masa' ke kafe tiap pulang kantor bisa, ke pengajian yang mungkin jadwalnya hanya 1x seminggu tidak bisa? Di kafe belum tentu ada malaikat ikut nongkrong, tapi kalau di majelis ilmu ada.

Jika niat belajar dan memperbaiki diri kuat karena mengharap ridha Allah, insyaAllah ada jalannya..ada kemudahannya.. Trust me!😊

Dulu pun aku banyak memohon pada-Nya. Minta diberi waktu untuk banyak belajar. Minta dikumpulkan bersama para shalihat dalam majelis ilmu. Minta diberi semangat dan rasa cinta dalam mempelajari ilmu. Minta didekatkan dengan saudari yang mau sama-sama meraih keridhoan-Nya dan menggapai Surga.
Karena aku sadar, kalau tidak tahu tentang ajaran agama sendiri, bagaimana bisa memperbaiki diri?? Kalau tidak paham tentang ajaran agama, jadinya timbul kegelisahan, kelak anak-anakku mau diajari apa kalau aku sendiri tak berilmu? 
Setiap kali aku merasa malas belajar, aku selalu ingat bahwa anak-anakku kelak berhak dilahirkan dari rahim perempuan cerdas.😢
Di sini, aku bukannya mau bilang aku sudah tahu baca kitab kuning, sudah hafal banyak ayat, sudah jago ilmu nahwu sorof, sudah bisa mengajari orang lain perihal agama.. Ooh.. no..no.. Bukan. Melainkan ingin menyemangati teman-teman entah yang sudah menikah atau belum, entah yang masih sekolah/kuliah atau sudah bekerja, siapapun, untuk sama-sama belajar. Untuk bisa memanfaatkan masa muda, usia, waktu luang dengan sebaik mungkin. Kalau pun sudah menikah dan sudah punya beberapa anak, tidak apa-apa jika baru mau memulai. Tidak apa bila merasa belum lancar mengaji. Bahkan tidak apa bila belum menutup aurat dengan jilbab. Kita bisa memulai kebaikan itu sekarang!
Malu untuk belajar adalah suatu kesalahan. Jangan malu-malu yaa. Melangkah memperbaiki diri dengan belajar, step by step pun tak masalah. Jangan ragu. Jangan takut. Karena kita tidak sendiri. Ada saudari-saudari yang akan menyemangati dan mendoakan. Ada Allah yang akan menuntun dan selalu melindungi.

Semoga Allah memberi kemudahan dan mengistiqomahkan kita di jalan-Nya yang lurus. Menjadi hamba yang dipahamkan ilmu, dibaikkan akhlaknya, diridhai ibadahnya, dilapangkan jalannya menuju Surga bersama-sama. Semoga Allah menetapkan hati kita pada agama-Nya. Aamiin ya Rabb.😇
Saling mengingatkan pada Allah yaa. maaf atas kata yang salah.😊
Barakallahu fiikum.

- Rahmah Alhasnah (Emma)
#catatanrahmah

No comments:

Post a Comment

say what you need to say & be kind :)