Monday, April 06, 2015

Sahabat Shalih, genggamlah ia! :)

Al-Imam Syafi'i Rahimahullahu berkata, "Apabila kamu memiliki sahabat yang membantumu dalam taat (kepada Allah), maka eratkanlah genggaman tanganmu terhadapnya. Betapa sulitnya mencari teman dalam taat dan alangkah mudahnya ia terlepas."
Luqman Al Hakim alaihissalam berkata kepada anaknya, "Wahai anakku, jadikanlah sahabat yang shalih sebagai sesuatu yang pertama engkau dapatkan setelah keimanan kepada Allah. Sesungguhnya perumpamaan sahabat yang shalih layaknya sebuah pohon. Jika engkau duduk di bawahnya, ia akan menaungimu. Jika engkau mengambil sesuatu darinya, ia akan memberimu makanan dari buahnya. Dan jika engkau tidak mengambil manfaat darinya, ia tidak akan memudharatkanmu."
Al Faruq Umar bin Khattab radhiyallaahu anhu berkata, "Tidaklah aku diberi nikmat setelah nikmat Islam yang lebih baik daripada nikmat memiliki sahabat yang shalih. Jika kalian memiliki sahabat yang shalih, peganglah ia erat-erat."
Sudahkah kita menjadi sahabat sebaik ini?
Selalukah kita bersyukur akan hadirnya sahabat terbaik seperti ini dalam hidup kita?
Semoga kita bisa menjadi sahabat yang sebaik ini bagi orang lain. Bermanfaat dan tidak memberi orang lain kecuali segala apa yang baik. Disenangi kala ada, dicari dan dirindui kala tak ada, dido'akan selalu setiap kali diingat.😊
Sahabat bukan orang yang ada bersama kita karena kepentingan, dan sekadar mencari kesenangan. Jangankan sahabat, untuk sekadar tertawa dan bersenang-senang siapapun bisa menemani kita. Namun sahabat, ia yang berusaha ada di saat kita berduka dan ada saat ujian dan musibah datang; ia akan mendengarkan, menguatkan, menolong dan mendo'akan kebaikan. Hanya kepadanya setelah Allah, rahasia kita diungkap; entah agar kisah yang dibagi dapat diambil hikmahnya, agar ada solusi dari setiap permasalahan, atau agar hati bisa lebih tenang. Allah Subhanahuwata'ala yang memberikan solusi, hikmah, dan ketenangan melalui perantara para sahabat yang shalih. Bersamanya kita menjadi lebih baik dan bertaqwa kepada Yang Maha Kuasa yang telah mempertemukan.
Sahabat yang shalih hadir dengan latar belakang hidup dan karakter berbeda-beda; pendiam, cerewet (bukan untuk keburukan), kaya, sederhana atau cenderung tiada berpunya (dalam hal materi), kalem, periang, tegas, humoris, pemalu, heboh dan bisa bertingkah konyol, ya bermacam-macam dan punya keunikan masing-masing. Kesamaan mereka adalah tidak pernah sengaja menyakiti orang lain..bahkan nasehatnya yang pahit seperti obat dan terasa 'menyakitkan' bukan karena ia memang ingin menyakiti kita tapi karena ia peduli..obat itu menyembuhkan bukan? Jika kita bersedia berbaik sangka; Lalu ia juga sungguh tetap menyayangi kita meski telah tahu kekurangan dan sifat buruk kita..ia ada untuk membantu kita memperbaiki diri; Membawa kebaikan dalam hidup kita dan tidak lalai mengingatkan untuk banyak-banyak mengingat Allah.
Sahabat yang shalih ingin berkumpul bersama kita di Surganya Allah, tidak hanya berkumpul di dunia yang sementara saja. Bahkan di akhirat ia bisa menjadi syafaat, meminta kepada Rabb Penguasa alam untuk mengampuni dan merahmati sahabatnya agar bisa bersama di dalam Syurga dengannya.
Sahabat yang shalih tidak akan berbicara buruk tentang kita atau sengaja menjelek-jelekkan kita di belakang kita. Ketika ia melakukan itu, ia tak segan meminta maaf kepada kita.
Ingatlah... Sahabat yang shalih bukanlah malaikat yang tak pernah salah dan bersih dari dosa. Ia sama dengan diri kita. Ia juga manusia, bisa sedih, marah, khilaf, dan lain sebagainya. Kita pun juga bisa melakukan hal demikian bukan? Kita dan dirinya bukan tak pernah salah, bukan tak pernah berbeda pendapat, bukan tak pernah berselisih paham atau bersitegang, boleh jadi hal demikian terjadi untuk semakin merekatkan persahabatan setelah berbaikan. Karena kita dan ia bersama karena Allah, dan karena kebaikan yang ada pada dirinya jauh lebih besar lah, maka kita berusaha untuk saling mengingatkan dan menasehati dalam kebenaran dan kesabaran. Ber-amar ma'ruf nahi munkar. Menjaga kepercayaan. Saling menghargai. Tolong menolong. Maaf memaafkan. Bersinergi dalam ketaatan kepada-Nya.
Kita berteman karena saling menemukan persamaan-persamaan. Dan kita bersahabat karena saling menghargai perbedaan-perbedaan...
Semuanya..kita dan ia..kita dan mereka.. terkoneksi, dan tak ingin saling melepaskan hanya karena setitik hitam kesalahan di atas selembar kertas putih besar yang menandakan kebaikan.
Betapa bahagianya jika diri kita pun dianggap sebagai sahabat yang baik bagi seseorang di luar sana.
Ya, seseorang.. Karena mungkin tidak semua orang bisa menyukai kita. Tak apa. :)
Namun jika rupanya banyak? Maka bersyukurlah wahai diri, selalu, sebanyak-banyaknya.

Semoga kau dan aku selalu didampingi oleh Allah dengan hadirnya sahabat yang shalih dan bertaqwa.
Aku dan kau...
Jaga diri, dengan menghargai dan menggenggam erat sahabat yang sudah Allah hadirkan... ^_^
teringat ini,
...Kau mungkin hanya orang kecil, tapi pastikan kau jadi cahaya di zaman ini. Jangan pikir kau tak cukup berharga karena ukuranmu, sebab nilaimu ditentukan dari sinar yang kau berikan untuk sekitar...
Sahabat adalah cahaya.
Mari menjadi cahaya yang bersinar dan menyinari.
😊
Pengingat untuk diriku.
Wallahua'lam.

- Rahmah (emmakizora).
Di penghujung malam selepas hujan...
Makassar, 6 April 2015.

No comments:

Post a Comment

say what you need to say & be kind :)