Friday, August 11, 2017

Di Tanah suci : Beribadah sambil Eksis (?)

Assalamu’alaikum, good people! Konbanwa!

Teman yang sedang di tanah suci, aku titip doa donk.. sebut namaku gitu.. biar jadi tamu Allah juga..😊😇

Tiba-tiba mau nulis. Sekalian nasehatin diri. Hikz😢
Ketika berada di tanah suci (Masjidil Haram dan Masjid Nabawai dan sekitarnya dengan tujuan umrah dan haji), fokuskan beribadah. Sungguh besaaar nikmat yang Allah beri dengan menjadikan hamba-Nya sebagai tamu-Nya di Baitullah. Banyak orang yang mau ke tanah suci juga, tapi kita yang diberi nikmat itu. Maka wahai diri, ayo fokuslah. Nikmati. Khusyuk. Abaikan gadget ketika berdoa, apalagi saat berjalan (bertawaf) mengelilingi Ka'bah, kita tidak perlu angkat tongsis untuk live streaming segala.

Tongsis dan handphone yang digunakan berselfi atau merekam diri bukan tidak mungkin mengganggu jamaah lain di sekitar kita. Kepalanya bisa terkena gadget atau tongsis. Kekhusyukan dzikir jamaah bisa buyar karena melihat ada tongsis melayang di dekatnya. Bisa menimbulkan prasangka kurang baik ke diri kita. Kehadiran kita malah jadi ujian bagi orang lain. Belum lagi resiko gadget itu jatuh dan hilang.

Menunjukkan kebahagiaan karena bisa berumrah dan berhaji sangat normal adanya. Apalagi hampir semua orang yang ke tanah suci itu pasti membawa handphone atau kamera. Niatnya bisa berbeda-beda. Untuk sekadar mengabadikan momen bahwa seseorang telah pernah datang ke tanah suci kupikir itu sangat bisa dimaklumi. Bagi kita yang orang Indonesia, Tanah suci (di Arab Saudi sana) bukan tempat yang bisa didatangi setiap hari. Mesti ngurus berkas dulu. Naik pesawat. Baru tiba di Arab. Lanjut naik mobil lagi ke tanah haram. Butuh tenaga, waktu, dan biaya lebih. Jadi wajar mengabadikan momen dengan kamera (*Kalau bicara soal jaman sekarang ya. Kalau jaman dulu banget, jamaah berhaji mah tidak bawa kamera pun beliau-beliau tetap happy, khusyuk ibadah, dan jadi haji mabrur). Kecuali kita orang yang berdomisili di rumah atau ruko dekat masjidil haram atau masjid nabawi, tiap hari bisa shalat di sana, agak aneh kalau foto-foto terus. Jadi teringat quote nyentil milik bang Tere Liye, yang kurang lebih isinya begini.. "Kita biasanya berfoto di tempat yang jarang kita kunjungi. Untuk abadikan momen. Lantas mengapa kita sibuk selfi di masjid? Mungkin kita telah tahu jawabannya.." kurang lebih begitu. (Jleb😢. Ya Allah...hikz). Nah... Kita yang orang Indonesia ini, jaraknya jaaauh dari dua masjid penuh sejarah itu. Beda benua. Jadi saat ke tanah suci, suatu hal yang wajar untuk mengabadikan momen dengan berfoto. Sewajarnya tapi.

Cuma bedanya, ada yang berfoto setelah dia beribadah, ada yang berfoto saat sedang beribadah. Saat sedang beribadah... Kenapa ya? Untuk apa saat ibadahpun difoto? Tidak bisa tunggu sampai ritual ibadah selesai? Saat tawaf pun merekam diri sendiri? Yakin konsentrasi kita tak buyar? Yakin tak melirik jumlah pengunjung yang melihat tayangan live streaming kita? Padahal kita bisa berfoto dan berlive streaming setelah semua rangkaian ibadah itu usai. Misal... Saat sedang berkumpul bersama dan duduk beristirahat di pelataran masjid, saat sedang berjalan menjauh dari masjid menuju hotel, saat makan siang di hotel atau beristirahat di kamar, saat jalan-jalan atau tour napak tilas dengerin kisah-kisah bersejarah dari tour guide. Pokoknya bukan saat kita sedang dzikir, tawaf, yang benar-benar perhatian kita itu harusnya ke Allah saja. Sayang banget kalau momen ibadah umrah dan haji jadi sekedarnya saja. Sudah ke sana jauh-jauh malah tidak maksimal ibadahnya karena memilih terus-terusan say hello sama orang-orang di sosmed. Padahal kita bisa bertegur sapa lagi dengan orang-orang di tanah air yang mungkin sudah rindu dan sudah sengaja menitipkan doa setelah rangkaian ibadah usai. Nanti doa titipannya yang sudah discreenshot bisa dibacakan saat ibadah selanjutnya, tanpa perlu online. Ya, tidak online. Tapi offline. Fokus khusyuk bermunajat pada Allah, tanpa diganggu notifikasi dari beragam sosmed milik kita.😊

Soal foto dan live streaming yang wajar..
Sebagai contoh, pernah kulihat.. masih ada para ustadz yang berfoto bersama tapi bukan dalam serangkaian ibadah, melainkan saat beliau berada di area hotel, saat beristirahat dan sengaja bersilaturahim masih dengan pakaian ihramnya. Ada video live streaming ustadz dan ulama yang juga direkam saat tidak melakukan ibadah apapun, memang hanya sedang duduk dan lowong. Bagiku yang faqir ilmunya ini, itu tak masalah. Tak mengganggu jamaah. Karena tidak sedang beribadah (shalat, dzikir, tawaf, dll). Cuma pas lagi nyantai atau jalan-jalan. Yang "agak gimana gitu😅"...saat sedang ibadah pun apa-apa direkam? Merekam diri sendiri sambil tawaf pula pakai tongsis. Untuk apaaa?! Kita ke tanah suci pakaian ihram dan jilbab, berfoto di depan Masjidil Haram bersama keluarga saja sudah cukup menjelaskan ke orang-orang kalau kita sedang ada umrah haji di sana. Saat tawaf ya fokuslah tawaf. Simpan gadget. Nikmatin menangis dan berdoa...Allah Maha melihat dan mendengar semua rintih dan pinta.

Sangat disayangkan, saat beribadah kenapa mesti berjibaku dengan gadget. İni saja yang mau kusampaikan. Sekaligus tentu ingatin diri sendiri. Apakah kita tak merasa ada yang hilang dengan terbaginya perhatian kita saat ibadah dengan sosmed yang sedang online? Waktu, kekhusyukan, fokus, hal-hal yang penting yang sangat bisa membuat jiwa tenang..justru itu yang hilang.

Waktu aku diberi rejeki umrah dulu, seingatku instagram belum sengetrend sekarang (entahlah ini İG in-nya tahun berapa..waktu itu aku belum join~ hehe😂), whatsapp juga aku belum punya (kayaknya belum ada ya? Eh?😂), tongsis belum banyak yang punya. Kameraku kamera digital, beli pun di Arab. Yang kalau sudah waktunya ke masjid, kamera itu ditinggal di kamar hotel. Takut tercyduk petugas. Hehe. Karena pernah kejadian nemu petugas akhwat yang memeriksa dengan sangat detail seluruh jamaah sebelum masuk masjid, alhasil ada yang kameranya disita. Nah.. Handphone tetap bawa, untuk komunikasi kalau-kalau terpisah dari rombongan..haha😅. Maklum..dianggap masih kecil diantara rombongan, harus dipantau. Walau handphoneku berkamera, tapi duh.. kayaknya belum jamannya selfi waktu itu. Orang berfoto selfi belum segila sekarang😅. İya, serius. Mungkin yang selfi ada, tapi jarang. Maksudnya belum seWow tahun sekarang. Kalau lihat foto-foto waktu itu di laptop, foto selfiku memang jarang. Yang banyak tuh foto pemandangan, masjid, foto mama dan rombongan, foto unta, pokoknya selfi hitungan jari. Onlinepun jarang, sekalinya online notifikasi tidak muncul.. karena apa? Karena handphoneku cuma nokia biasa, bukan android yang seperti kita miliki sekarang. Notif dari FB ada, tapi tidak muncul di layar. WA, LİNE, PATH dan İG pun tak punya. Benar-benar buat FBan saja..hehe😂. Dan itu pun jarang sekali.
*Bukan berarti aku sudah lebih baik, tapi ini karena faktor jaman yang memang mendukung lho. Sosmed İG, PATH, WA, dkk belum marak (mungkin sudah ada tapi aku tidak punya). Hp juga tidak canggih. Jadi sangat terbatasi. Terbatasi oleh keadaan. Makanya aman. Hehehe*

Btw, mungkin para calhaj masa kini boleh tuh bawa kamera nokia biasa pas ke masjid. Buat nelfon doank. Hehehe. Ntar pakai samsung dan iphone lagi pas jalan-jalan. Hehe. Astaga..bukan promosi lho😅.

Tahun lalu pun saat mama berumrah dengan teman-temannya, mama bawa handphone android. Yang kece banget dipakai selfi. Andai mama mau selfi, sudah banyak tuh fotonya. Tapi mama ternyata jarang selfi. Cuma beberapa kali, itupun katanya cuma ngetes doank😅. Fotonya yang agak banyak hanya saat berjalan-jalan atau tour. Difotoin teman. Saat di hotel, duduk-duduk di lobi atau saat keluar dari masjid buat belanja.Hihi. Meski teman mama sudah jago selfi, tapi mama jarang ikutan. Pokoknya bukan saat beribadah. Gimana ya...hmm...mama bukan ibuk-ibuk doyan narsis sebenarnya, bukan ibuk-ibuk ala sosialita, bukan ibuk-ibuk yang punya akun sosmed...kirim sms pun mama tidak bisa...hehe.

Semakin ke sini, selfi jadi hal yang wajib. Bahkan ketika bertawaf. Entah rasanya kurang setuju sama yang satu ini.

Kemarin sempat lihat video ustadz dari Arab mungkin, yang menyindir jamaah asal İndonesia yang selalu berselfi padahal sedang dalam ritual ibadah😂. Suueerrr...nama İNDONESİA disebut dalam ceramah beliau😯. Beliau tidak marah atau menghina, justru tersenyum yang maknanya kalau di kita " 'aduh..' sambil geleng-geleng". Syaikh ini berpesan ada unsur keharaman dengan berselfi, kalaupun tidak ada unsur keharaman tetap saja kurang ahsan melakukannya saat beribadah. Dan masih ada hal buruk lain yang mengikuti ketika kita menunjukkan ibadah tersebut, yakni riya'. Orang shalih jaman dulu, ketika menangis saat berdoa, saat orang-orang melihatnya dia menutupi wajahnya, mengusap matanya dengan sorban dan berkata "alangkah tidak enaknya flu ini..". Semata-mata agar tidak dianggap khusyuk hingga timbul ujub alias berbagga diri. Biar pahala tidak hangus. MasyaAllah😢. Berjuang banget orang sembunyiin ibadah (*Sembunyiin ibadah itu bagus, mengajak orang ikut beribadah juga bagus, tapi itu dua hal yang berbeda ya. Berbeda tapi sama-sama baik). Pokoknya bagus pesan beliau dalam videonya. Penyampaianku yang belum bagus😅.
Nanti aku share ya..insyaAllah.

Ustadzahku saat liqo juga pernah bilang "Saat berumrah dan berhaji itu..seluruh rangkaiannya dari saat tiba sampai bersiap pulang adalah İBADAH. Termasuk saat tour, kalau ada tournya. Jadi jangan disia-siakan, apalagi masih terlena dengan notifikasi sosmed. Hanya sekadar upload foto, dan chat." Jadi beliau berpesan, bahwa seluruh rangkaian dari awal sampai akhir adalah ibadah, maka beliau memilih tidak main gadget😊. Begitu.

Hikz..aku mah masih ada foto-fotonya, buat kenang-kenangan saja sih, walau bukan pas sujud dan takbiratul ihram. Hehe..emang bisa foto pas sujud?😅

Kalau ada tulisanku yang keliru, mohon maaf banget ya. İtu juga pengingat untukku pribadi. Agar juga bisa menjaga diri. Maksimal ibadah. Memikirkan kekhusyukkan orang lain di sekitar, bila diberikan rejeki ke tanah suci lagi. Sekalian nostalgia atas indahnya momen umrah beberapa tahun lalu..huhu.

Segitu aja mungkin novel dariku. Ckck😂

Mudah-mudahan yang sedang berhaji dan berumrah mendapat haji mabrur ya..ibadahnya diterima Allah. Begitupun dengan yang sedang menunaikan tugas sebagai petugas haji. Fokus ibadah. Nikmatin tiap munajat dan dzikir selama di sana. Semoga tetap sehat, selamat, dimanapun berada. Tetap semangat!! Doakan kami di sini bisa segera jadi tamu Allah juga di tanah suci.

Kami juga rinduuu....Baitullaah....

- Rahmah Alhasnah
#catatanrahmah
Makassar. 11 Agustus 2017.

No comments:

Post a Comment

say what you need to say & be kind :)