Sunday, July 28, 2013

Langit Padang Syuhada...

Kulangkahkan kaki hingga tiba di beranda lantai 2 rumahku. Bulan nampak malu-malu, sedikit menghijab dirinya di balik awan kelabu. Waktu yang tepat menghirup O2 dan O3 yang menyehatkan, meski di antara sisa-sisa jemuran yang menggantung.

Alhamdulillah..
Di sini damai, sejuk, dan tenang..
Sayup-sayup terdengar ceramah dari speaker-speaker masjid, suara kokok ayam jantan yang boleh jadi sedang melihat malaikat.. Bolehlah meluangkan waktu untuk berdo'a pada waktu-waktu seperti ini.
Ya, kujelajahi subuh yang sejuk dan tenang, meski sempat terusik sejenak oleh gaduh suara abege yang saling menggoda dalam perjalanan pulang mereka dari masjid..

Langit di atas rumahku bersih, hitam namun mendamaikan.

Di sana?
Ya.. Apa kabarnya di sana?
Seperti apa warna langit Mesir malam ini?
Langit padang syuhada...

Kukirim message ke salah seorang temanku yang asli orang Mesir tadi malam. Dengan kalimat yang hati-hati aku bertanya kabar. Tak perlu bertanya blak-blakan dirinya berada di pihak siapa, militer kah atau bukan. Aku berharap dia menjawab ia baik-baik saja, tapi tidak. Ia tidak baik-baik saja katanya, dan hanya do'a yang bisa kukirimkan..
Setelah itu postingan kabar dari kawan-kawan Indonesia yang berada di Mesir terus muncul di beranda facebookku. Selain kabar relawan Indonesia di Suriah dan Palestina yang membuat perasaan bercampur aduk, kabar dari Mesir juga yang selalu mendominasi beranda.

Mesir...
Telah berapa banyak saudaraku seiman yang terkafani?
Telah berapa banyak anak-anak berganti status menjadi yatim piatu di usia yang masih belia? Atau apa mungkin si kecil pun turut menjadi korban?
Berapa banyak suami dan istri yang telah kehilangan pasangannya, saling mencari untuk kemudian menemukan salah satu dari mereka terbujur kaku di jalan dan di lantai-lantai rumah sakit yang penuh sesak?
Rumah sakit yang kekurangan obat-obatan, stok darah, dan tenaga kesehatan..
Bertambahkah jumlah para korban?
Lalu sampai kapan?

Melakukan unjuk rasa, mendukung apa yang mereka yakini benar tanpa melakukan tindak anarkisme, justru dibalas hujaman timah panas dan senjata-senjata yang oleh dunia telah disepakati tak boleh digunakan untuk membubarkan massa. Namun, tidak tanggung-tanggung, justru moncong senjata api itu disorotkan pada organ tubuh paling vital, mata..kepala..dada..mungkin saja jantung, oleh tentara-tentara sepilis bin kuffar. Ah, Benar-benar 'pembantai jitu'.
Jangankan saat unjuk rasa. Sebelumnya, mereka yang sedang shalat jamaah saja ada yang ditembak seenaknya. Apa yang pembantai itu lihat di dalam masjid??! Buta kah mereka? Ya, mereka buta. Jiwa mereka buta.

Di hari Jum'at, selepas shalat tarawih..
Semakin menggila aksi kaum ini ketika massa pengunjuk rasa yang diserang melakukan pembelaan diri, yang hanya bermodal bongkahan-bongkahan batu saja.
Bisa apa pengunjuk rasa dengan batunya, jika dihadapkan dengan peluru yang mampu melesat secepat kilat menembus tubuh-tubuh mereka, sebelum batu itu terlontar dari tangannya??!

Allah tidak tidur.
Allah Maha Melihat..siapa dan dengan cara apa manusia-manusia yang jiwanya membusuk itu memporak-porandakan Mesir, bahkan tega menyakiti dengan keji saudara mereka sendiri.

Semoga jiwa-jiwa yang telah tertidur lelap dan abadi itu menjemput kesyahidannya..
Menjadi jiwa yang suci dan semerbak dalam barisan para Syuhada..
Syahid, Ya Rabb..
Benar mereka telah tiada dan mati di mata manusia, tapi di mata-Nya mereka hidup dan sanggup menghembuskan nafas perjuangan bagi saudaranya yang masih bisa berdiri di atas kakinya.

Al fatihah.

Ketika raga-raga kita tak kuasa membantu memberikan pertolongan di medan Rab'ah, materi belum sempat dikucurkan, jangan biarkan do'a pun terhalangi untuk diucapkan..
Tak perlu menunggu mengenali mereka satu persatu untuk kita do'akan keselamatannya. Berdo'alah..

Bersatulah umat Muslim di Mesir!!
Syahidlah jiwa yang telah terlelap dalam abadi!! Kuatlah jiwa yang masih berjuang!!
Bersatulah dalam satu shaf,
shaf kebenaran!!

Allah bersama mereka yang sabar dan benar.


Dan di sini,
bulan memberi sedikit senyuman di hamparan langit yang mulai berganti warna, sebelum mentari pagi membumbung tinggi, menjalankan titah Tuhan-nya..
Semoga seindah ini langit Mesir nanti,

secepatnya.


Makassar. Ahad, 28 Juli 2013.
- R/E -

No comments:

Post a Comment

say what you need to say & be kind :)