Friday, November 22, 2019

Backpackeran ke Malaysia

Di Malaysia kemarin, tiap sore sampai malam kan sering turun hujan. Sedangkan sepatu yang kupakai berbahan kanvas jadi otomatis kalau kelamaan kena air hujan airnya meresap masuk ke dalam sepatu..basah seluruhnya (akuu sediih..huhu), dan sengaja bawa 1 sendal jepit swallow kebanggaan rakyat Indonesia, sayangnya kadang pas jalan-jalan di sana aku lupa untuk masukin cadangan sendal itu ke tas alias kutinggal di kamar.

di depan Twin Tower, KLCC, Kuala Lumpur :)

Nah..Hari itu, setelah dari Astaca Morocco, aku dan teman-teman berencana menuju Twin Tower Petronas. Tapi sebelum sampai di destinasi akhir malam itu, kami menuju area perbelanjaan yang maaf aku lupa namanya😂 tapi sepertinya kawasan itu terkenal..banyak turis ke sana😁. Setelah disuguhkan mentari terik di siang hari, Alhamdulillah hujan turun menjelang sore hari. Meski kami bawa jas hujan (yang sempat dibeli beberapa hari sebelumnya di Sevel KL), tapi tetap aja area kaki nggak tertutup. Sudah diusahakan jalan kaki dengan hati-hati nan anggun, tapi tetap aja nemu genangan air yang mau nggak mau mesti dilewatin hikz.

Perjuangan menuju area belanja itu membuat kami harus berganti-ganti bus. GoKL, alias bus gratis gitu, hemat gaes hehe. Kalau nggak salah ada 4x naik bus deh🤔, 3 diantaranya GoKL (berpedoman map area yang terpajang di dekat halte bus). Karena dalam perjalanan sedang hujan -dan semakin deras- kami putuskan pakai jas hujan saat tiba di halte bus ke-2.

Aku ingat momen sore itu, ada suara hujan yang deras, ada suara tawa teman-teman di sampingku. Dikejauhan samar terlihat menara Twin Tower. Waktu di halte itu aku nggak nimbrung sama mereka..karena berhubung hujan aku mau menepi menikmati suasana hujan sendiri..lebih banyak dzikir dan berdoa dalam diam. Eh bukan berarti temanku nggak berdoa atau gimana ya..aku nggak tahu..akunya cuma mau nikmatin 'me time'. Karena saat itu sedang capek, jadi di halte itu aku mau simpan tenaga. Kurangi ngomong. Pokoknya lagi pengen sendirian aja😊. Dan itu nyaman sekali. Sesekali kuvideoin suasana hujannya. Memang sih sepatu dan gamis jadi basah tapi Alhamdulillah dinikmati. Bukankah dalam hujan ada keberkahan? Bukankah salah satu waktu mustajab untuk berdoa adalah saat hujan turun? Itu yang kumanfaatkan. Lagi safar, hujan turun, masyaallah. Menepi bersama-Nya. Semoga Allah ridhoi dan ijabah doa-doa baik😊💕.

Cukup lama menunggu, bus GoKL berikutnya datang. Aku nggak sempat membuka jas hujan ketika mau naik bus. Gimana sempat buka? Begitu bus datang, temanku teriak "Itu busnya datang. Lariii!! Jangan sampai ketinggalan!!"😂. Kami berdelapan menerobos hujan dan melompat masuk ke dalam bus. Kadang nemu bus yang masih lowong..masih bisa duduk, kadang nemu bus yang penuh sesak dengan penumpang jadi kami benar-benar cuma bisa berdiri dan aku pegangan di tiang penyangga (soalnya kalau pegangan sama gantungan di atas tuh terlalu tinggi hahaa, nyampe sih tangannya, tapi kaku dan gak nyaman kalau angkat tangan tinggi-tinggi pas ramai gitu. Kasihan kalau ada yang diketekin kan?😂).

Temanku bisik-bisik "Em, jas hujanmu kena orang. Buka saja". Karena sikonnya emang penuh sesak. "Susah gerak. Ini baru kupakai tadi, jadi kayaknya nggak begitu basah deh". kataku membela diri sambil sebisa mungkin berusaha menjauh dari orang-orang, meski tetap aja kayaknya terasa terhimpit. Aku noleh kanan kiri, yang berdiri cowok semua pula, wajah India gitu. Badanku lebih kuarahkan ke temanku yang perempuan, membelakangi para abang India, biarlah teman jadi kesempitan😂, yang penting ada jarak antara aku dan abang-abang India. Eh tapi abang-abangnya mungkin merasa ada space kosong jadinya malah bergeser ke situ *etdaah bang😷. Lama dalam keadaan seperti itu, sebagian penumpang pun akhirnya turun di halte berikutnya. Makin lama makin lowong. Akhirnya ada tempat duduk kosong di samping ibu-ibu berjilbab. Di tempat duduk itu, aku pelan-pelan membuka jas hujan. Ibunya menoleh dan tersenyum, aku balas tersenyum sambil lipat jas hujan. Sepertinya beliau juga sedang bersama rombongan teman sesama ibu-ibu, karena kadang mereka mengobrol. Supir bus ngerem mendadak, semua orang teriak "wooooww" karena semuanya oleng ke depan😆. Di situ suasana jadi lebih cair. Sesama penumpang ketawa. Teman-temanku memberi aba-aba "Kita udah mau turun gaes..siap-siap".

Ibu-ibu di sampingku bertanya "Adek semua dari Indonesia ya?"

"Iya, Bu." Jawabku

"Satu kampus ya?"

"Iya, Bu" (ciee anak kuliahan😄)

"Jalan-jalan ya di sini?"

"Iya, ke sini buat jalan-jalan".

"Wah serunya.."

"Ibu dari Indonesia ke sini jalan-jalan ya?" Tanya balik ibunya.

"Iya dek. Bareng teman-teman. Adek sendiri orang mana di Indonesia?"

"Makassar, Bu"

"Oh..ibu pikir adek dari Aceh"

(Eh Aceh??🤔 kenapa Aceh ya?)

Bus sampai di halte. Kami bergegas turun. Sebelum benar-benar turun, aku berbalik lagi ke ibu yang aku nggak tahu namanya "Mari Bu, duluan..permisi.." sambil bowing~itu lho sikap nunduk ala orang Jepang kalau mau ucap salam.

"Iya dek. Selamat travelling." balas para ibu-ibu yang masih duduk.

Singkat cerita, berlarianlah kami ke halte dan di situ kami menanti bus berikutnya😂 subhanallah..perjuangan lho itu😂. Kuperhatikan ujung rok bawahku. Subhanallah udah basah banget, pemirsahhh. padahal udah kuangkat selama jalan kaki itu. Tetap nggak selamat dari basah dan kotor. Begitu di bus GoKL terakhir itu, alhamdulillah dapat tempat duduk. Trus ngerasa kalau badan udah keringatan, nggak nyaman. Rasanya mau pulang mandi biar segar jalan malam-malam, tapi duh perjalanan masih jauh. Di situ rasanya capek banget. Beberapa menit sempat tertidur.

Akhirnya tibalah di halte yang dekat dengan destinasi belanja itu. Duh..maaf masih belum ingat namanya. Setelah keliling belanja oleh-oleh, kami makan malam di warung makan tak jauh dari situ. Temanku makan roti canai dan kari, aku makan Murtabak. Kami nggak nemu masjid di area situ, jadi kami putuskan shalat jamak saat di penginapan. Kalau di Makassar kok kayaknya dimana-mana banyak masjid ya? Hmm..atau mungkin kami yang belum tahu lokasi tepatnya di sekitaran KL.

Dan setelah makan malam, kami menuju stasiun mrt lagi untuk menuju KL Center. Mau belanja lagi di mall *bagi temanku yang butuh. Twin Towernya di KL Center, berdampingan dengan mall yang kami kunjungi itu. Di mall itu pula aku beli sepatu karena sepatu yang kupakai hari itu udah rusak di beberapa bagian😭 karena sering basah diguyur hujan. Kain kanvas itu sensitif. Lemnya lepas. Trus besinya mulai berkarat. Takut pakai lagi besoknya, takut tambah rusak😔. Makanya perlu sepatu baru. Dengan pundi-pundi ringgit aku beli sepatu sneakers warna putih untuk kupakai pulang ke Indonesia. *Soal sepatu nanti diceritain di thred khusus aja (maybe😁).

Jam menunjukkan pukul 9.40 lebih. Mall udah mau tutup. Sedangkan kami belum sampai ke Twin Tower. Akhirnya setelah perjuangan tawaf di luar mall mencari spot foto Twin Tower (sempat salah spot😆) alhamdulillah nemu. Terima kasih kepada fotografer yang sudah menemani dan motretin kami para rombongan ke-2, padahal sebelumnya temanku itu udah menemani dan motretin rombongan pertama yang lebih dulu keluar mall buat foto-foto. Fotonya berhujan-hujan pula. Hujannya awet. Untung alhamdulillah hasil fotonya masih cakep ya😍.

Ah..masyaallah. Long time no see after 8 years, Twin Tower😊. Dulu cuma sempat lihat, nggak sempat foto.hehe

Setelah dari Twin Tower, kami balik ke depan mall nunggu taxi online. Selain tenaga udah benar-benar terkuras, kalau kami paksain ke stasiun mrt lagi, takut udah ketinggalan kereta. Jadi kami milih naik taxi online saja biar cepat sampai area Bukit Bintang. Bayar patunganlah😆.

Pas lagi nunggu itu, kami duduk di lantai depan mall yang sepi😅 aku nyander aja di dinding, trus kami sempat didatangi serikiti (security maksudnya). "Tak boleh duduk di sini", kurang lebih katanya begitu. "Kami sedang tunggu taxi, Pak". Pak securitynya bilang lagi "5 menit lagi aku tengok, jangan duduk di sini lagi ya". Hadeehh Pak..jangan kejam-kejam sama budak kecik donk, Pak😂. Sebelum si bapak itu datang lagi, alhamdulillah taxi datang menjemput kami.

Di Bukit Bintang, kami singgah ke salah satu toko baju untuk belanja titipan orang. Di bawah sorot lampu aku baru merhatiin rok gamisku yang berwarna cerah, ternyata udah kotor banget. Temanku bilang "Astaga..rokmu kayak kain pel"😅 Iya juga siiih😂. Mungkin penjaga toko juga ngelihatin ujung rokku kotor. Namanya juga kehujanan.. biarlah gak apa-apa😅.

Aku lebih takut kalau ada orang yang komentar gini :

"Kok jilbabmu tipis?"

"Kain gamisnya menerawang lho"

"Tumben jilbabmu pendek?"

"Lenganmu kelihatan" (kalau misalnya aku lupa pakai manset tangan dan lagi posisi angkat tangan)

Dan semacamnya yang berurusan dengan aurat.

Wah..nggak nyaman banget. Maksudku..yah tetap makasih karena ditegur begitu. Berarti Allah masih menjagaku. Abis itu aku pasti berusaha banget buat menutupi yang ditegur itu lah. Atau ganti jilbab kalau ada jilbab lain (pinjam punya teman atau beli😅).

Setelah urusan di toko selesai, buru-buru pulang ke penginapan yang nggak jauh dari toko. Mandi, ganti baju, shalat, packing barang biar rapi. Terasa banget capeknya malam itu😆. Masyaallah tabarakallah. Alhamdulillah.

Pengalaman ini sengaja ditulis, jadi kenang-kenangan😊.


Salam,

Rahmah Alhasnah

🚉 Makassar, Jum'at 22 November 2019

Fotonya satu aja dulu. Nanti (maybe) yang borongan.😁

#emmakizora

#catatanrahmah

#catatanbackpacker

#muslimahberansel

#emmajourney

#tripmalaysia

No comments:

Post a Comment

say what you need to say & be kind :)